Masih Untung

September 26, 2018 at 22:44 (Survival)

Chapter 2.

Buat yang sudah baca “Suatu Adenocarcinoma”, tulisan itu diakhiri dengan kutipan “Masih Untung”.. Jadi untuk kelanjutannya, kali ini judulnya: Masih Untung..

 

Terlahir sebagai orang jawa, ataupun terlahir sebagai orang apapun, jelas memiliki plus minusnya masing-masing.. Tapi, kalaupun boleh menyombongkan diri sedikit, paling enak memang jadi orang jawa, karena punya peribahasa “masih untung”.. Dulu saya kerampokan laptop di dalam mobil, masih untung mobilnya ga ikut ilang.. Pernah juga digebukin preman, dipukul kepala saya pakai helm teropong, masih untung kaga mati.. Kecelakaan tabrakan di tol, masih untung cuma mobil yang rusak, badan utuh..

Begitulah orang jawa, semuanya selalu masih untung, tidak pernah merasa rugi.. Kalaupun toh rugi sedikit, masih untung tidak rugi banyak.. Kalaupun rugi banyak? Masih untung, tidak sampai bangkrut.. Kalau bangkrut? Masih untung, masih diberi hidup.. Hehehe.. Menjalani proses kanker paru ayah juga mau ga mau membuat pepatah jawa ini kembali kami resapi tiap hari..

 

Sekilas di perjalanan mobil menuju Rumah Sakit, dalam rangka menyemangati orang tua (baik bokap yang menderita kanker paru stad 4, ataupun nyokap yang khawatir) sempat terucap dan tersampaikan pepatah ini.. Masih untung lho, ketauannya sekarang.. “Lho, bukannya dah telat?”, kata Ibu.. “Sudah segede gelas kankernya (12x8x6 cm), sudah stadium 4 baru tau” lanjutnya.. Iya, memang sudah segede gelas, memang sudah stadium 4, tapi masih untung lho ketauan sekarang.. Kok bisa?

 

Masih untung, tidak ketauan 20 thn lalu.. Walaupun sempat dirontgen ada sesuatu yang aneh, tapi tidak dilanjutkan pemeriksaan detail.. Lha 20 tahun yang lalu secara ekonomi pasti akan kaget, ga stabil sama sekali dan terguncang ekonomi keluarga kita.. Anak-anak (saya dan mbak) juga masih kecil-kecil, masih sekolah, masih bandelnya bukan main, mau bantuin gimana kalau bapak ibu sakit, lha ibu sendiri juga kaget-an, gumun-an, bingung-an.. Siapa yang mau ngurusin? Masih untung, tidak ketauan 20 thn lalu..

 

Masih untung tidak ketauan 10 thn lalu.. Walaupun anak-anak dah gede, dah bisa ngurusin, tapi kendaraan aja ga punya, kemana-mana masih ngangkot, belum ada grab apalagi gojek karya anak bangsa (merdeka!!!), penghasilan pas-pas an buat bayar kos, 3×3 meter, buat sendiri aja sempit, gimana buat rame-rame sekeluarga kalau pas dirawat di Jakarta semua gini? Masih untung, tidak ketauan 10 thn lalu..

 

Masih untung tidak ketauan 5 thn lalu.. Walaupun dah punya mobil, bisa anter sana sini, sudah punya rumah masing-masing, ga perlu desak-desakan di kamar kos, tapi grab gojek belum semaju ini, gojek baru mulai, grab baru masuk, belum stabil.. BPJS? Masih masalah sana sini, masih banyak komplain, belum nyaman, antrian berjibun.. Masih untung, tidak ketauan 5 thn lalu..

 

Masih untung ketauan sekarang.. Anak-anak dah sama-sama kerja, dah sama-sama punya rumah, ada kendaraan bisa anter sana sini, kalaupun pas ga bisa, masih ada grab gojek, tinggal lep, eh tinggal srut duduk manis nyampe.. BPJS, walaupun banyak orang bilang belum sempurna, tapi udah mantap jaya banget.. Kalau ga ada BPJS, estimate pemeriksaan dah 100 juta sendiri, kateter, bronchoscopy, biopsi, rontgen, CT thorax, CT kepala, Bone Scan, USG, Lab, all you can mention dah.. Belum lagi puluhan (literally puluhan) kali harus kontrol dan periksa ke dokter-dokter spesialis.. Obat? No, those 100 million is not including obat..

 

Obat is another different story.. So, few of doctors said, sakitnya bapak ini, udah sakit yang paling enak.. Iya si, serem, iya si, susah, tapi enak.. Kok bisa? First, it is adenocarcinoma, kanker paru.. jelas ilmu medisnya.. Secondly, with one specific test called EGFR, its positif.. And the doctors is really excited ketika tau EGFRnya positif.. Coz when its positif, means dad tidak perlu menjalani kemo by infus, yang harus tiap beberapa minggu ke RS, dirawat opname, ga boleh mulai/pulang sebelum stabil, bikin rambut rontok, dsb.. Dad chemo is by oral, drinking pill, every single day AT HOME.. How luck is that? Masih untung kan.. Ga perlu nginap-nginap RS dan bikin jadwal ketetekan keteteran..

 

Wait, I havent finished.. Obatnya HET (harga eceran tertinggi) is 1 million/pill.. So if my dad should drink 90 pills for 90 days, its 90 million alone.. But, BPJS paid for all.. Masih untung ada BPJS kan.. And, another one, this specific drugs can only be prescripted by BPJS for free if the EGFR result is positif, if its not and you still wanna do the chemo by pills, BPJS ga akan tanggung, alias bayar dhewe, so because we are not one of #crazyrichsurabaya, masih untung kan?

 

Its still tough.. Its still tough seeing perkembangan ayah dan semangatnya yang mulai padam, but nevertheless, mengutip kata-kata atasan saya di kantor, masih untung Bapak dikarunai kanker paru, its a blessing.. He could of gone a year ago saat serangan jantung, or he could of gone for any other cause by suddenly.. This cancer gives him and us opportunity to prepare for the worst, enjoy our days together, and one thing for sure, to fight menuju kesembuhan..

 

Its still tough, but as what I said many years ago saat kuliah, “SUSAH, bukan berarti GAK BISA”..

am0LNR9_460s

3 Comments

  1. SUSAH bukan berarti GAK BISA | INDOVIEW.WORDPRESS.COM said,

    […] Part 2. Masih Untung […]

  2. Losing Hope | INDOVIEW.WORDPRESS.COM said,

    […] ke 50.. Thats 50 pills per day, thats 50 millions cost of pills (thanks to BPJS its free, read: Masih Untung), thats 50 days full of up and down […]

  3. Only HUMAN | INDOVIEW.WORDPRESS.COM said,

    […] tulisan ini.. Dimulai dari Suatu Adenocarcinoma, Masih Untung, SUSAH bukan berarti GAK BISA, dan yang terakhir Losing Hope mungkin akan berhenti disini, mungkin […]

Leave a comment