Bocah Pengamen

February 28, 2009 at 03:05 (Catatan Ringan, Indo View) (, , )

Beberapa waktu yang lalu, kembali kunaiki metromini itu. Warna jingganya yang mulai pudar terkadang membuatku berpikir, sudah berapa lama metromini ini bekerja, memutari puluhan trayek tiap harinya. Karat disana sini, membuat tongkat persneling kemudi susah untuk digerakkan oleh sopirnya. Sementara kursi logam yang ada dan sudah berlubang dimakan karat disana-sini juga membuat penumpang duduk dengan tidak nyaman.

Seperti biasa, sekali waktu bocah-bocah berpakaian compang-camping ikut memasukinya secara bergantian, mengamen satu demi satu, mencoba mengetuk hati para penumpangnya dengan muka mereka yang memelas dan suara mereka yang kurang lebih amburadul, muka-muka yang berharap para penumpang metromini itu akan trenyuh dan menyisihkan beberapa recehan untuk mereka. Suatu pemandangan yang bagi aku dan banyak orang yang lain terasa sangat mengganggu, bahkan terkadang benci akan hal itu. Tapi hari itu, anehnya, aku yang biasanya memilih untuk tidak menanggapi salah satupun dari mereka, tertarik melihat satu bocah lelaki ini.

Seperti layaknya pengamen lain, dia masuk berdiri di samping pintu metromini, menyandarkan dirinya pada pintu yang dibiarkan terbuka memang untuk mempercepat masuk-keluarnya penumpang, mencoba untuk mempertahankan posisi dia disana tanpa berpegangan (karena tangannya sibuk memainkan gitar kecil yang tak lagi aduhai bentuknya), agar tak terjatuh dari metromini yang melaju ugal-ugalan.

Sesaat kemudian ada penumpang lain yang mau masuk, seorang lelaki yang cukup dewasa, lelaki ini yang karena melihat kursi-kursi di metromini itu cukup penuh, sepertinya agak malas ketika dia harus berusaha duduk di bagian paling depan metromini yang cukup sulit dijangkau. Akhirnya, dia malah berdiri saja ditengah-tengah lorong metromini itu.

Bocah pengamen tadi, kemudian menatap ke orang ini, dan berkata sesuatu yang samar-samar aku dengar, tetapi kurang lebih dia menunjukkan kursi kosong bagian depan tersebut ke penumpang ini (mungkin tujuan bocah ini agar penumpang ini tidak menutupi aksi mengamen dia dari penumpang yang lainnya), penumpang ini pun akhirnya menurut dan dengan susah payah menerobos ke depan, dia akhirnya pun duduk, dan bocah ini kembali menyanyi dengan suara serak dan iringan gitarnya yang hampir tidak bernada.

Dan sekilas aku melihat mata bocah ini ketika dia berbicara dan bernyanyi, aku hanya bisa tertegun diam. Tertegun dan termenung, karena yang pada mata bocah berumur kira-kira 7 tahunan ini, aku tidak melihat mata seorang bocah berumur 7 tahun.

Yang kulihat adalah mata seseorang yang sudah berumur kira-kira setengah abad (hampir seusia ayahku), masih berjuang mencari nafkah dalam kelemahan dirinya. Mata seseorang yang sudah bertahun-tahun tidak hanya kenyang makan asam garam, tapi juga pahitnya kehidupan yang harus dilalui.

Aku melihat mata seseorang yang saat dia menyanyi, bukan syair ataupun nada yang dia pikirkan untuk lagukan kemudian, tetapi apa yang sore nanti keluarganya akan makan, tanpa memikirkan bahwa diapun sebenarnya juga perlu (setidaknya) segelas air untuk meredakan suaranya yang sudah serak.

Aku melihat mata seorang ayah yang sebenarnya tak tega anaknya tak sekolah, tak tega menyuruh anaknya untuk ikut mengamen, tapi tak ada pilihan lain yang bisa dia pilih.

Aku sadar kemudian, bahwa bocah berumur 7 tahun ini, jauh lebih dewasa dari kebanyakan orang yang kutemui, orang-orang yang terutama mereka yang menempuh SMA ataupun mahasiswa-mahasiswi yang dengan lantangnya mengakui ke-sok dewasaan mereka, yang seenaknya melakukan perbuatan-perbuatan goblok dan merugikan orang lain ataupun diri dan keluarga mereka , dengan menjunjung jargon “aku dah gede, dah dewasa, dah bisa mikir sendiri”, padahal mereka masihlah anak bawang dengan pola pikir tempe.

Dan aku hanya bisa terdiam, membayangkan apa yang mungkin selanjutnya dia pikirkan, melihat dia menuruni metromini itu dan beralih ke metromini yang lain, dalam teriknya matahari, mengumpulkan lempengan-lempengan logam ber-angka.

Permalink 4 Comments

Personal Help

February 23, 2009 at 20:13 (Development Program) ()

=======================================================================

Do you want to improve yourself but you dont know how?

Do you have problems, and nobody can help you?

Do you need friends to help you solve it?


Contact Us NOW.

on chat    : sonix_cnc@yahoo.com or sonix_cnc@hotmail.com

or email   : sonix_cnc@yahoo.com

(all profile, information, and problems will be kept strictly confidential)


Dont Think !! Its FREE !! Just contact us.

Two heads are better than one.

=======================================================================

Permalink Leave a Comment

Hadiah Kepemimpinan

February 23, 2009 at 12:41 (Sociable Concept) ()

=======================================================================

Apakah anda tahu, hadiah terbesar yang bisa didapat sebagai seorang pemimpin? Atau pertanyaan lebih gampangnya, jika Anda menjadi pemimpin, apa hadiah yang paling Anda inginkan sebagai penghargaan atas kepemimpinan Anda?

Penulis yakin akan ada banyak jawaban yang berbeda dari Anda. Berikut mungkin beberapa kemungkinan jawaban Anda:

– Akan ada yang menjawab bahwa hadiah terbesar seorang pemimpin adalah penghormatan dan pengakuan atas kemampuannya memimpin;

– Ada pula yang menjawab bahwa hadiah yang diinginkan adalah dianugerahi titel/pangkat tertentu dalam dia memimpin, manager/direktur misalnya;

– Mungkin akan ada pula yang menjawab bahwa hadiah terbesar yang diinginkan jika Anda menjadi pemimpin adalah penghargaan dalam bentuk material, gaji yang lebih besar, bonus dalam bentuk uang ataupun hadiah-hadiah fisik yang lain.

Tapi benarkah hanya sebatas itu hadiah terbesar yang bisa didapatkan oleh seorang pemimpin? Jika Anda menjawab IYA, penulis sarankan Anda berhenti baca sampai disini, tutup buku ini, dan belilah buku yang bisa memandu dan membantu Anda untuk menjadi pengusaha yang sukses. Kenapa? Karena cukup dengan menjadi seorang pengusaha yang sukses, Anda akan diakui kemampuan Anda dalam bekerja, punya titel/pangkat tertentu, dan kekayaan finansial Anda lebih terjamin. Penulis jamin itu.

Jadi, jikalau begitu, apa hadiah terbesar yang Anda dapatkan ketika Anda memimpin? Hadiah terbesar Anda, anugerah terbesar yang bisa didapatkan oleh seorang pemimpin, tidak peduli Anda baru saja mulai berlatih memimpin ataukah Anda sudah berpengalaman dalam memimpin, adalah Anda diberi dan mempunyai sesuatu yang saat ini kita sebut sebagai BAWAHAN.

Anehkah? Mengapa bisa begitu? Hal ini bisa sesederhana mungkin bisa dijelaskan bahwa Anda sebagai seorang pemimpin yang memimpin bawahan Anda; secara sadar atau tidak; dijelaskan secara langsung ataupun tidak dalam kontrak kerja Anda; telah DIBERI suatu KESEMPATAN, suatu HAK, dan bahkan suatu KEWAJIBAN (apapun kata yang ingin Anda pakai) untuk MENGEMBANGKAN BAWAHAN anda. Dan ini merupakan suatu hal yang tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan semacam itu.

Anda bisa melihat dan mengomentari seorang individu yang dimata Anda sangat jelek kepribadiannya, Anda juga bisa kagum atas kehebatan kepribadian dan kemampuan manajerial seorang individu yang lain. Tapi apapun pandangan Anda, jijik ataupun kagum, pandangan tersebut hanyalah pandangan diri Anda dari bagian luarnya saja, bagian yang nampak, bagian yang sudah terbentuk dari individu itu, dan sayangnya harus bersinggungan dengan Anda. Kalau kepribadiannya baik, berarti itu bagus, Anda suka, menguntungkan Anda; tapi kalau tidak, sangat mengganggu Anda.

Ya, mau tidak mau, memang itu permasalahan kita sebagai manusia dalam hubungan kita bersosialisasi. Tapi, coba renungkan ini: Ketika Anda menjadi pemimpin, dan Anda diberikan bawahan untuk Anda pimpin, pada saat itu juga Anda akan memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada pengembangan diri bawahan Anda.

Anda punya hak, dan yang pasti, Anda punya kewajiban untuk itu. Adalah hak Anda untuk menggunakan bawahan Anda sesedemikian rupa dalam Anda memimpin, mencapai target-target tertentu dalam tugas Anda. Tapi ingat, dalam hak Anda untuk melakukan itu, Anda juga memiliki kewajiban dalam mengembangkan bawahan Anda.

Bagaimana caranya? Sebagai awalnya, Anda mungkin pernah mendengar peribahasa jawa “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”? Yang mungkin kalau secara bebas diterjemahkan adalah “Didepan memberi contoh, ditengah/disamping saling membangun dan bekerja sama, dan ketika dibelakang, haruslah memberi dukungan”.

Tapi ingat, tidak hanya berhenti sampai di contoh peribahasa tersebut saja. Diluar daripada itu, Anda juga harus bisa mengembangkan kepribadian dan kemampuan bawahan Anda. Kenali kelebihan, kekurangan, dan potensinya, serta kembangkan dia menjadi individu yang lebih baik. Apapun yang Anda miliki, apapun yang telah membuat Anda layak untuk menjadi pemimpin mereka saat ini, ajarkanlah itu kepada mereka.

Kepemimpinan bukanlah permainan kungfu, dimana setiap guru selalu menyisakan jurus terakhir untuk tidak diajarkan ke muridnya. Kepemimpinan adalah proses dimana selain Anda diharapkan mencapai tujuan kelompok/organisasi Anda, Anda juga diharapkan untuk bisa dan mampu mengembangkan bawahan Anda.

Pemimpin dikaruniai untuk memiliki bawahan, sesama manusia yang nota bene sederajad dengan Anda, jangan Anda salahgunakan dan jangan Anda sia-siakan karunia itu. Kembangkan bawahan Anda SEKARANG.

=======================================================================

Permalink Leave a Comment

Cities I’ve Visited

February 19, 2009 at 10:23 (Catatan Ringan) (, )

=======================================================================

updated per July 2016,

A. Sumatera

     Medan, Sibolga, Rantau Prapat, Danau Toba, Brastagi, Pekanbaru, Perawang,

     Kerinci, Padang, Sawahlunto, Lampung, Batam, Bintan, Belitung

B. Jawa

     Cilegon, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Cikarang, Karawang,

     Semarang, Kudus, Jepara, Salatiga, Jogjakarta, Solo,

     Surabaya, Malang, Probolinggo (Paiton)

C. Kalimantan

     Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta, Bunyu, Palangkaraya, Sampit,

     Banjarmasin, Tanjung

D. Sulawesi

     Makassar, Menado

E. Papua

     None

F. Others

G. Country

     Singapore (Singapore), Malaysia (Kuala Lumpur), Thailand (Bangkok, Krabi),

     Brazil (Rio de Janeiro, Sao Paulo), China (Shanghai, Beijing, Xiamen),

     Hongkong, USA (Los Angeles, Las Vegas, Chicago, Cleveland, New York),

     UK (London, Wiltshire, Liverpool), UAE (Dubai), Qatar (Doha)

=======================================================================

Permalink 2 Comments

Death

February 10, 2009 at 14:42 (Survival) ()

=======================================================================

Tring to hold on.. Trying to survive..

It has eatin me to crumble.. Weaken me to my lowest level of immunity.. Broken my spirit down..

Part 1. Spontaneous and unfelt.

Part 2. One nite with an old pal

Part 3. Three weird days

Part 4. Cleaning up the pipe

Part 5. Terrible head smash

It getting all over me.. Killing me.. Thicker.. Harder.. Stronger than before.. Chain in my hand is bundling me to the ground..

Argghhhh..

=======================================================================

Permalink 1 Comment