411

November 6, 2016 at 00:18 (Indo View) (, )

=====================================================================

Knowledge, Adrenaline, and Internet. A perfect drugs combination in chaos.

=====================================================================

Aksi unjuk rasa yang telah terjadi pada Jumat 4 November 2016 telah selesai namun belum usai. Pokok permasalahan yang masih dalam proses hukum, pro kontra mengenai apa yang sebenarnya menjadi penyebab kericuhan, maupun kejadian-kejadian kedepan yang masih mungkin terjadi, semuanya masih menjadi kontroversi dan analisa oleh banyak pihak.

Pemikiran dan pengetahuan yang dimiliki (baik secara luas maupun terbatas, baik oleh pikiran yang terbuka maupun dalam kacamata kuda) ditambahkan dengan adrenalin yang berkobar-kobar merasa gemas atas hal yang telah terjadi dan ingin membela diri/agama/suku/golongan yang dimiliki, atas asumsi yang dimiliki, atas analisa yang ada, atas informasi yang tak tersaring, disalurkan dalam suatu sarana internet yang semakin menjadi-jadi, menciptakan bola salju yang semakin besar dan tak berarah dalam fenomena kehidupan bangsa Indonesia.

Sempat terpikir, dengan pemikiran dan pengetahuan yang saya miliki, ingin untuk ikut serta membuat segala macam analisa mengenai apa yang telah dan akan terjadi, ingin ikut serta membahas secara netral tanpa membela 1 (satu) kepentingan ataupun golongan tertentu, ingin ikut serta menyadarkan keluarga/teman/orang diluar lingkaran pribadi akan kesalahan pola pikir yang mungkin mereka miliki. Sempat terpikir.

Akan tetapi, siapakah saya? Sudah banyak analisa yang dilakukan oleh para-para ahli dan juga orang awam, terlepas benar ataupun salah, sudah menggurita di dunia maya yang pada akhirnya hanyalah menambah pro dan kontra dan kebencian yang ada, apalah arti sebuah pendapat tambahan dari saya? Seorang dengan tinggi badan dan berat badan terbatas, yang mungkin salah satu nilai pencapaian tertinggi yang dimiliki hanyalah hasil tes kolesterol yang semakin menjadi. Pendapat tambahan yang jelas sia-sia.

Alih-alih semua itu, dalam menyingkapi Aksi 4 November 2016 dan juga hal-hal yang mungkin terjadi kedepan berkaitan atas peristiwa tersebut, ijinkan saya hanya mengutip sebuah pidato dari seorang Soekarno pada peringatan Maulid Nabi 1963:

=====================================================================

Ada pantun yang bunyinya “Berakit-rakit kita ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit kita dahulu, bersenang-senang kemudian”. Ini adalah dialektik sesuatu bangsa yang ingin menjadi bangsa yang besar. Kemarin aku baca Ramayana saudara-saudara. Ramayana. Di dalam kitab Ramayana itu ada disebut suatu negeri, namanya negeri Utara Kuru. Utara Kuru yaitu artinya lor-nya negara Kuru. Kuru yaitu Kurawa.

Utara Kuru itu disebutkan di dalam kitab Ramayana itu bahwa di negeri Utara Kuru itu nggak ada panas yang terlalu, nggak ada dingin yang terlalu, nggak ada manis yang terlalu, nggak ada pahit yang terlalu, segalanya itu tenang, tenang, tenang, ora ana panas ora ana adhem, tidak ada gelap tidak ada terang yang cemerlang. Adhem tentrem kadya siniram banyu wayu sewindu lawase.

Di dalam kitab Ramayana itu sudah dikatakan, hem … negeri yang begini ini tidak bisa menjadi negeri yang besar, sebab tidak ada oh … up and down, up and down, perjuangan tidak ada, semuanya adhem tentrem, senang-senang, senang pun tidak terlalu senang, tidak terlalu sedih, sudahlah tenang, tenang, tenang Utara Kuru.

Apa engkau ingin menjadi satu bangsa yang demikian saudara-saudara. Tidak, kita tidak ingin menjadi satu bangsa yang demikian saudara-saudara. Kita ingin menjadi satu bangsa yang seperti tiap hari digembleng oleh keadaan, digembleng hampir hancur lebur bangun kembali, digembleng hampir hancur lebur bangun kembali, hanya dengan jalan demikianlah kita bisa menjadi satu bangsa yang benar-benar bangsa otot kawat balung wesi.

=====================================================================

Kutipan di atas semoga tidak menjadi alasan untuk melanjutkan pro kontra yang ada, tidak menjadi pembenaran untuk menciptakan konflik berkelanjutan, dan ataupun memperuncing keadaan, akan tetapi semoga menjadikan harapan bahwa apapun yang telah terjadi dan yang akan terjadi, hanya merupakan suatu siklus dalam proses berbangsa dan bernegara kita untuk menjadi Indonesia yang lebih kuat dalam 1 (satu) kesatuan NKRI.

Tetaplah berharap, tetaplah berdoa, tetaplah bercita-cita. Demi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kehidupan semua penduduknya.

=====================================================================

Permalink Leave a Comment