INDONESIA akan BANGKIT dan menjadi HEBAT

July 8, 2014 at 02:22 (Indo View) (, )

=======================================================================

Jadi, apakah ini saatnya Indonesia akan BANGKIT dan menjadi HEBAT?

Saya awali tulisan saya dengan satu kalimat sederhana yang menyatukan 2 (dua) slogan dari 2 (dua) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Indonesia 2014, dengan harapan bahwa tulisan ini tidak dianggap pro salah satu calon pasangan yang ada, alih-alih bisa menyatukan semangat yang ada dari setiap warga negara yang akan memberikan suaranya demi Indonesia.

Saya masih ingat 5 (lima) tahun yang lalu, ketika pemilu 2009, saya memutuskan perlu untuk membuat suatu tulisan berjudul Raih DPT Anda yang isinya adalah kurang lebih mengajak pembaca untuk menggunakan hak pilihnya dan tidak golput. Lima tahun kemudian, tepatnya beberapa bulan yang lalu, kembali saya menulis Mengapa Kita Harus Golput untuk kembali mengingatkan rekan dalam jangkauan saya untuk tidak golput di pemilihan legislatif 2014. Tapi rasa-rasanya di Pemilihan Presiden kali ini, tidak perlu lagi saya mengajak hal itu.

(https://indoview.wordpress.com/2009/04/14/raih-dpt-anda/ dan https://indoview.wordpress.com/2014/04/04/mengapa-kita-harus-golput/)

Terlepas dari panasnya persaingan antara 2 (dua) pasangan calon, yang sejak kita menggelar pemilihan langsung di 2004, tidak pernah kita mengalami suatu proses pemilihan yang seketat ini. Hanya ada 2 (dua) pasangan calon yakni Prabowo dan Jokowi (saya tulis sesuai urutan yang ditetapkan KPU untuk menghindari tendensi prioritas), berbeda dengan Pemilu 2004 (5 calon terdiri dari Wiranto, Megawati, Amien Rais, SBY, Hamzah Haz) dan Pemilu 2009 (3 calon terdiri dari SBY, Megawati, JK).

Head to head antara 2 (calon) inipun bahkan sampai membuat Mahkamah Konstitusi merubah (atau bisa dikatakan merevisi) aturan mengenai proses pemilihan itu sendiri. Saya kutip: “Mengabulkan untuk seluruhnya Pasal 159 ayat (1) bertentangan sepanjang tidak dimaknai dan tidak berlaku untuk hanya terdiri dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden,” kata Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva saat membacakan amar putusan di gedung MK, Kamis, 3 Juli 2014.

MK membatalkan adanya penafsiran perolehan suara sebanyak 20 persen di setengah provinsi yang ada di Indonesia untuk menentukan pemenang pemilu presiden. Artinya, penetapan pemenang pemilu presiden hanya ditentukan berdasarkan perolehan suara terbanyak.

Dalam pendapat MK yang dibacakan hakim konsitusi Muhammad Alim, sebaran suara sebanyak 20 persen di setengah provinsi di Indonesia dalam Pasal 159 itu berlaku jika ada lebih dari dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Namun, jika hanya ada dua pasangan, tidak perlu pemilu dua putaran.

(http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/03/269590079/MK-Putuskan-Pilpres-Hanya-Satu-Putaran)

Oh, inikah saatnya INDONESIA akan BANGKIT dan menjadi HEBAT?

Para penganut aliran mistik dan kejawen pun berdebar-debar menunggu hasil dari pemilihan presiden ini, dimana banyak dikatakan bahwa Presiden ke-7 inilah nantinya yang akan disebut sebagai Satria Piningit, Ratu Adil, Pemimpin Indonesia yang akan mampu dan bisa membawa Indonesia ke masa kejayaannya. Seorang Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu (Sebutan Presiden ke-7 menurut ramalan lama Jangka Jayabaya)

Antusias warga negara yang ingin menyalurkan suaranya pun menjadi gila-gilaan. Masing-masing pasangan calon berhasil mengumpulkan puluhan ribu masyarakat dalam kampanye/konser raksasa mereka di Gelora Bung Karno. Masing-masing dengan semangat korsanya sendiri, mendukung pasangan calon. Prabowo dalam kampanye akbarnya di GBK 22 Juni 2014 dan Jokowi dalam konser 2 (dua) jarinya di GBK 5 Juli 2014.

(http://nasional.kompas.com/read/2014/06/22/0900207/Puluhan.Ribu.Massa.Buruh.Ramaikan.Kampanye.Akbar.Prabowo-Hatta dan http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/05/foto-foto-lautan-manusia-pada-konser-salam-2-jari-untuk-jokowi-jk)

Beberapa hari yang lalu, ketika pemilihan presiden digelar di luar negeri (pemilihan presiden di luar negeri digelar lebih awal di akhir pekan, dikarenakan tidak ada hari libur khusus bagi mereka) animo warga negara pun meningkat bukan main walaupun beberapa diantaranya sampai tulisan ini ditulis masih dianggap ricuh karena masalah. Pemilih di Hongkong meningkat 400% dibandingkan pemilu sebelumnya. Washington, Denhag, KL, Sidney naik 100% dari sebelumnya. Sungguh harapan warga negara sangat besar di pemilu kali ini.

Bandingkan angka-angka tersebut dengan pemilihan legislatif di 2014 tahun yang sama: Singapura naik 95% menjadi 22,170 orang, Kuala Lumpur naik hampir 95% menjadi 8,968 orang, Hongkong bahkan naik hampir 3-4x lipat dari sebelumnya 6,973 menjadi 23,863 orang.

(http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/01/153508/2542135/1562/partisipasi-pemilu-di-hong-kong-rendah-karena-caleg-tak-dikenal-pemilih dan http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/07/07/262261/migrant-care-ppln-tak-siap-hadapi-lonjakan-pemilih-di-hong-kong dan http://www.beritasatu.com/pemilu-2014/195095-kpu-luruskan-pemberitaan-terkait-pemilu-di-hong-kong.html dan http://m.bisnis.com/pemilu/read/20140706/355/241440/pilpres-2014-partisipasi-pemilih-luar-negeri-naik-3-kali-lipat )

Saya yakin dan percaya peningkatan jumlah pemilih ini juga bisa kita saksikan saat pemilihan presiden rabu mendatang 9 Juli 2014 di negara kita Indonesia.

Apakah yang bisa membuat warga negara tersebut, 3 bulan yang lalu masih banyak apatis saat pemilihan legislatif, bisa berubah sedemikian rupanya hanya dalam tempo singkat? Orang-orang yang dulunya sangat apatis, sehingga harus diiming-iming dengan free starbucks atau potongan diskon belanja di retail-retail tertentu dengan menunjukkan bekas tinta di kelingking mereka, sekarang malah berjuang sedemikian hebatnya mendatangi kelurahan-kelurahan mereka demi mendapatkan form A5 dan hak suara?

Ketika inikah saatnya INDONESIA akan BANGKIT dan menjadi HEBAT?

Akan tetapi diluar apresiasi itu, terdapat juga kekhawatiran bahwa akan ada suatu kerusuhan/keributan yang terjadi sebelum Presiden ke-7 ini bisa menjabat. Jangka Jayabaya pun menyatakan demikian. Di pemilihan presiden luar negeri, beberapa kericuhan sudah terjadi dan saat ini berusaha diselesaikan oleh KPU ataupun Bawaslu. Tidak jauh dari kita pun perdebatan dan pertentangan antara teman di kalangan media sosial telah terjadi. Rekan kerja, teman, dan bahkan saudara pun saling menyudutkan calon presiden lain dan seolah-olah telah menjelma menjadi pasukan berani mati calon presiden pilihannya sendiri.

Perdebatan kusir, ejekan, sanggahan, hinaan, negatif ataupun black campaign menjadi-jadi di berbagai sosial media. Suatu hal yang bagus dan tidak bagus jika dilihat dari sisi aspirasi warga negara. Masyarakat seakan tersihir dalam pilihan mereka, memilih dan mensupport dengan menggunakan emosi yang berlebihan tanpa berusaha menyelipkan nalar dalam setiap prosesnya.

Satu hal baik yang dilakukan seorang pasangan calon telah menjadi sekadar pencitraan bagi calon yang lain, demikian pula sebaliknya hal kurang baik yang dilakukan pasangan calon lawan menjadi peluru yang siap digelontorkan oleh senapan mesin dari lawan politiknya.

Berita-berita yang disajikan tak lagi diperiksa kebenarannya, terutama juga ketika media massa, baik cetak maupun elektronik mulai terbelah sebagai kendaraan politik para calon pasangan. Berita-berita yang berasal dari opini pribadipun bisa sedemikian cepat melesat menyebar ke seluruh penjuru Indonesia. Berita-berita yang kemudian disembah puja ataupun dihina-dina oleh 2 (dua) kubu warga negara yang berbeda pilihan.

Oh, inikah syaratnya INDONESIA akan BANGKIT dan menjadi HEBAT?

Sebagaimana sempat tersirat di beberapa paragraph sebelumnya, Indonesia memang sudah memasuki tahapan kenegaraan yang baru. Tahapan dimana warga negaranya secara mayoritas tidak lagi malu dan menyembunyikan pilihannya. Tahapan dimana selama 32 tahun sebelumnya warga negara hanya bisa menyuarakan 1 (satu) pilihan politik dan tidak berani menunjukkan pilihan lainnya. Tahapan dimana LUBER (langsung, umum, bebas, rahasia) menjadi prinsip utama penyelanggaraannya.

Ya tahapan itu sudah terlewati, kedua kubu calon pasangan pun mengapresiasi dan mendorong para pendukungnya untuk stand up, speak up dan tunjukkan pilihannya. Jangan lagi berdiam, yakinkan teman, ajak mereka, dan lain sebagainya.

Suatu tahapan yang sangat bagus, karena dengan inilah, warga negara mau memberikan sumbangsih suara mereka dan bahkan berpartisipasi aktif dalam pemilu. Suatu hal yang secara pribadi saya rindukan sejak Pemilu 2004 dahulu ketika saya turut serta menjadi saksi di TPS. Dan dengan inilah, saya yakin Indonesia akan selangkah lebih maju.

Wah, dengan ini INDONESIA akan BANGKIT dan menjadi HEBAT !

Ya, dengan partisipasi aktif tersebut, Indonesia bisa bangkit dan hebat. Partisipasi aktif warga negara adalah syarat awal yang selanjutnya bisa mendorong pemimpin terpilih untuk mengapresiasikan hal itu dan memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Partisipasi aktif ini jugalah yang bisa mengajak warga negara untuk ikut mengawasi pemimpin baru yang terpilih, siapapun dia. Dan jelas partisipasi aktif inilah yang akan memacu kita untuk bisa berbuat sesuatu lebih besar untuk Indonesia.

Satu hal yang perlu diingat adalah BHINNEKA TUNGGAL IKA, berbeda-beda tapi satu jua. Siapapun pasangan calon yang anda pilih, ingatkan diri anda kembali bahwa siapapun pilihan anda tidaklah boleh membuat anda menghalalkan segala cara, termasuk mudah terpancing emosinya atas berita ataupun pendapat rekan/sahabat/saudara anda yang berbeda pilihan.

Semakin anda yakin bahwa pilihan anda yang terbaik, anda juga harus semakin yakin terhadap Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan negara kita yang telah dicetuskan, diuji, dan dikuatkan selama ratusan tahun kita memperjuangkan kemerdekaan. Tidak peduli bahwa rekan kita berbeda suku, agama, ras, ataupun pilihan calon presiden/wakil presiden, kita tetap berjibaku bersama, berdampingan, demi INDONESIA.

Sukseskan pemilu presiden 2014 dengan aman.

INDONESIA akan BANGKIT dan menjadi HEBAT

=======================================================================

Permalink Leave a Comment